Kenapa Konsumen Tanya Ulang Info Yang Ada di Website?
Seorang pejuang pariwisata (Tourism Soldier) bertanya pada saya, “Kenapa sih Pak konsumen itu menanyakan kembali informasi yang sudah ada di website? Padahal info jadwal wisata (itinerary) itu tertulis komplit di website.”
Keresahan pemilik website pariwisata itu bisa jadi mewakili keresahan para pemilik website lain nya. Apakah Anda merasa juga? Jika iya, maka website Anda belum user friendly. Padahal tujuan buat website adalah mempermudah proses marketing. Ya kan?
Pertanyaan itu mengemuka ketika saya diundang bicara di Kopdar Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) DPD Bali. Mereka meminta topik Social Media Marketing. Kopdar dan Workshop ini berlangsung di Swiss-belHotel Tuban – Bali pada 4 Oktober 2018 mulai pukul 18.00 hingga 21.00 WITA, diawali dengan makan malam bersama.
* Alat Akses Internet
Sebelum pertanyaan itu terjawab, saya ingatkan kembali tentang prosentase alat-alat yang digunakan orang untuk akses internet. Terlihat di hasil survey dibawah ini bahwa 83 % orang akses internet gunakan smartphone/tablet. Sebuah alat yang visualisasi nya lebih kecil daripada laptop/komputer.
Secanggih dan seindah nya website Anda tampil di layar laptop, akan berubah menjadi sempit di layar handphone. Konsumen tidak lagi gunakan mouse untuk menjelajah halaman-halaman yang berisi informasi produk/bisnis Anda.
Kembali ke pertanyaan diatas, kenapa konsumen bertanya ulang informasi yang sudah terjelaskan di website? Bertanya bisa melalui chat, WA, telpon ataupun email kepada Anda. Lantas, apakah Anda akan marah dan bodohkan konsumen? Tentunya bukan solusi bijak bagi Anda yang sedang bangun branding bisnis.
Banyak faktor yang sebabkan konsumen bertanya ulang. Bisa jadi konsumen itu malas baca, bisa jadi website terlalu banyak informasi dan tersaji berhalaman-halaman, atau bisa jadi Anda egois buat website sesuai selera Anda. Padahal informasi di website itu ditujukan untuk konsumen. Ya harus customer oriented dong 🙂
Solusi yang saya coba tawarkan adalah:
1. Responsive kan website Anda.
Apa tanda website Anda design nya tidak responsive? Ketika dibuka di handphone, website Anda butuh di zoom in, geser kiri dan kanan untuk mengetahui informasinya. Tentunya ini menyulitkan konsumen. Maka gunakanlah teknologi design responsive. Tujuan nya agar konsumen hanya gunakan jempol mereka untuk akses informasi website itu. Geser (scroll) kebawah atau keatas saja. Klik nya pun hanya akan gunakan jempol ataupun jari telunjuk.
2. Tampilkan informasi penting di halaman depan.
Handphone layarnya kecil. Penglihatan konsumen pun terbatas. Tampilkan poin-poin penting layanan usaha/bisnis Anda. Berikan goal bahwa konsumen harus lakukan kontak order ketika melihat halaman depan saja. Pengetahuan tentang landing page sangat penting, yaitu teknik menampilkan semua informasi penting dalam 1 halaman saja, ya halaman depan. Tanpa harus klik ke halaman lain, konsumen sudah order!
Kadangkala, pertanyaan yang sering muncul dari konsumen tempatkan di halaman depan. Contoh kasus diatas adalah pertanyaan soal jadwal wisata. Maka tuliskan semua info penting jadwal wisata di semua paket di halaman depan.
Pertanyaan selanjutnya biasanya: “Website bakal lambat dong Pak, karena banyak informasi (teks dan gambar) di halaman depan?” Soal kecepatan akses, Anda harus pilih lokasi datacenter website sesuai target geografis konsumen. Jika target nya konsumen Indonesia, tempatkan website Anda di datacenter Indonesia. Website akan cepat jika dekat dengan lokasi konsumen Anda. Makanya BOC tawarkan server di 3 lokasi datacenter, Indonesia, Singapore dan USA. Kemudian ilmu optimasi gambar harus Anda kuasai. Misalnya gambar harus maksimal 1000 pixel dengan berat maksimal 100 Kb saja per gambar. Pelajari ilmu photoshop.
3. Buatlah proposal format pdf.
Ketika konsumen bertanya informasi yang sudah ada di website, biasanya pemilik website akan memberikan URL ke informasi yang dimaksud. Ini langkah yang logis juga. Namun ada langkah yang cepat dan berpotensi viral yaitu dengan berikan proposal dalam format pdf. Siapkan beberapa proposal yang siap dikirimkan ke konsumen ketika bertanya.
Jika bertanya lagi soal jadwal wisata, berikanlah dokumen pdf yang sudah Anda design sedemikian rupa dimana ada logo usaha, alamat usaha, info website, media sosial dan informasi inti nya. Berikan via email/whatsapp dan konsumen bisa langsung membuka nya. Kadangkala kalau harus buka URL, menu-menu atau pernak-pernik website lain akan jadi gangguan konsentrasi bagi konsumen.
Jika suatu saat konsumen itu punya teman dan teman nya bertanya soal hal yang serupa, bisa jadi konsumen itu forward proposal Anda. Viral kan? Pelajari pula kekuatan proposal usaha yang tertempel di website sebagai bahan marketing yang berpotensi viral.
4. Tetaplah sabar dan terus melayani tanpa amarah.
Poin ke 4 ini berlaku jika Anda menemukan konsumen yang malas baca. Mungkin sama hal nya Anda yang juga malas membaca hehehe.
Semoga membawa manfaat. Selamat mencoba.
Salam DONGKRAK!
Hendra W Saputro
CEO BOC Indonesia
[ig] hendraws
[ig BOC] bocjoss
Tentang BOC Indonesia
Sejak tahun 2003 sebagai perusahaan penyedia domain name ekstensi internasional dan Indonesia, serta penyedia web hosting datacenter Indonesia, Singapura dan USA. Layanan lain adalah website developer dan konsultan internet digital marketing.
Leave A Response
1 Comment
ayo bagi yang suka main game langsung gabung di sini enakmain jangan sampai ketinggal ya kawan-kawan banyak permainan yang baru dan menarik