Liku-Liku Startup Ride Sharing Lokal Bali
Berebut hoki pasar versus pemodal besar (Go-Jek dan Grab). Pertengahan 2019 dan awal 2020 jadi tonggak baru dalam perusahaan rintisan atau startup di Pulau Dewata. Startup ride sharing lokal mulai bermunculan. Mereka mencoba mengadu hoki bersaing merebut pasar melawan pemodal besar yang sudah duluan malang melintang.
Mencoba Strategi Makan Bubur Panas
Startup ride sharing selama ini masih dipandang sebelah mata oleh banyak pihak. Tetapi, keberhasilan Go-Jek menyabet status unicorn atau startup dengan valuasi lebih dari USD 1 miliar membuka mata banyak pihak. Termasuk, kalangan pengusaha di Bali.
Seperti makan bubur panas. Ya, seperti itulah strategi pengusaha startup lokal berhadapan dengan startup kakap. Khususnya, yang bergerak dalam bidang ojek online alias ojol. Mereka bergerak dari pinggir, sebelum akhirnya “menyerbu” ketengah-tengah pusat kota.
Nah, dari itu muncul beragam startup ride sharing lokal di lintas kabupaten di Bali. Sebab, mereka tahu bila langsung bertarung di pusat kota, yakni Denpasar, Go-Jek dan Grab, sudah terlalu kuat. Ada ribuan driver mereka alias mitra pengemudi yang bergabung. Belum lagi ribuan merchant yang membuat konsumen tergiur untuk memilih mereka.
Tabanan ada T-Jek Online (Tabanan Ojek Online), Giajek atau Ginyar Ojek Online yang beroperasi di wilayah Ginyar, serta di Klungkung ada Kojek Bali Online, sebelumnya bernama Klungkung Ojek Online.
“Dari awal memang kami berencana membuat aplikasi. Tapi kami ingin melihat respon masyarakat dulu. Jangan sampai sudah mengeluarkan biaya untuk membuat aplikasi, ternyata layanan ini belum mampu diterima masyarakat,” papar pendiri Kojek Bali Online I Kadek Gandiastika.
Usaha rintisan itu mulai beroperasi awal Oktober 2019 lalu. Waktu itu, sistem kerja Klungkung Ojek Online belum terkoneksi ke sebuah aplikasi khusus seperti saat ini. Layanan itu diberikan melalui komunikasi via WhatsApp (WA) dan promosi via Facebook.
Tidak disangka, Klungkung Ojek Online mendapat perhatian masyarakat Klungkung. Meski pada saat itu, dua layanan ojol berskala nasional telah memperluas layanannya hingga ke Klungkung.
Saking besarnya sambutan masyarakat atas kehadiran layanan Klungkung Ojek Online, warga Klungkung pun mulai memberi nama akrab tersendiri pada layanan tersebut yang merupakan plesetan dari layanan ojol yang telah lebih dulu sukses di Bali. Yakni Kojek.
“Kami pada saat itu lebih banyak melayani untuk pengantaran barang,” ujarnya.
Sering melayani pengantaran barang tidak hanya dari satu lokasi ke lokasi yang lain di Kabupaten Klungkung, namun juga hingga ke Karangasem, Ginyar, Denpasar, Badung, bahkan Tabanan. Membuat Kojek mulai dikenal meski belum genap satu tahun beroperasi.
Mitra driver yang sebelumnya tergabung hanya berjumlah belasan, kini telah mencapai ratusan yang tersebar di Karangasem, Gianyar, Denpasar, dan Badung.
“Seiring sambutan masyarakat yang luar biasa, kami mulai mengembangkan aplikasi. Bahkan kami kini tidak hanya memiliki kantor di Klungkung. Namun juga Ginyar dan juga Denpasar meski belum genap satu tahun beroperasi,” bebernya.
Seiring perkembangan cakupan layanan yang semakin luas akhirnya nama layanan pun harus disesuaikan. Bila sebelumnya layanan yang dia buat bernama Klungkung Ojek Online kini diubah menjadi Kojek Bali Online.
Tidak hanya cakupan layanan yang semakin luas, varian layanan yang ditawarkan pun bervariasi. “Sehingga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat,” terangnya.
Dibagian lain Wakil Ketua III DPD Organda Bali, Wayan Pande Sudirta mengungkapkan dukungannya terhadap pelaku usaha lokal yang menjalankan usaha transportasi berbasis online.
Menurutnya, di era saat ini, perkembangan internet yang kian dominan mengatrol peradaban manusia tidak mungkin untuk dibendung.
Justru harus mengikuti arus. Bertransformasi dari konvensional menuju online. “Dalam perilaku usaha jasa angkutan, online ini kan hanya metode atau cara saja. Bahkan di Bali sebelum dua perusahaan ojol yang kakap itu masuk, kami sudah menjalankan praktik jasa transportasi online. Tapi tidak berkembang,” tuturnya. (dewa ayu pitri arisanti/zulfika rahman/gup)
Sumber: Cover Story Radar Bali, 20 September 2020
Di kesempatan lain, wartawan Radar Bali mewawancara CEO BOC Indonesia Hendra W Saputro untuk berbagi tips pengembangan Startup Ride Sharing Lokal Bali. Baca disini.